UNTUK MENU ATAU SUBMENU YANG DIAWALI DENGAN TANDA '#' ITU PERTANDA MASIH DALAM TAHAP PERANCANGAN METODELOGI PENYAMPAIAN (DENGAN TUJUAN AGAR LEBIH MUDAH DIMENGERTI)

Apakah anda setuju jika Bahasa Arab dijadikan kurikulum wajib kedua setelah Bahasa Inggris

Pengikut

Statistik Blog


Jumat, 29 Mei 2009

Perbedaan Must dengan have to

Bagi orang Indonesia yang sedang mempelajari tata bahasa inggri / english grammar seringkali bingung dengan perbedaan antara must dengan have to, sebab terjemahan keduanya sama yaitu "harus". jadi gimana dong?
Tenang saja pada blog ini akan dibahas secara kocak dan konyol, sebab kalau dibahas secara serius, nanti pada putus asa bahkan sampai nekat bunuh diri he..he..he..
Terjemahanya apa tadi?, "harus" ya!, ya memang harus sih, terus perbedaanya dimana apa terserah kita pinginya yang mana, kalo suasana hati sedang baik pilih must, truss kalo lagi bad mood pilih have to, gitu ya!
Oh! janganlah pula kau begitu (macam mana pula kau ini), sebab kalau salah pilih bisa-bisa nanti akan ada percekcokan, pertengkaran, bahkan sampai ada pertumpahan darah antara sesama manusia. Loh kok bisa gitu?. Lah! ya iya lah, masa ya iya dong!, begini penjelasanya :

Baik must maupun have to keduanya sama-sama menyatakan suatu "keharusan" ingat! keharusan bukan kehausan ya!. Perbedaanya "have to" digunakan untuk suatu tuntutan / keharusan berdasarkan adat, etika, norma, hukum, peraturan dan yang semacamnya lah, jadi bukan suatu keharusan berdasarkan kehendak sipembicara. Sedangkan "Must" digunakan untuk suatu tuntutan / keharusan berdasarkan kehendak sipembicara sendiri.

Misal ada contoh kalimat :
  1. You have to go home now.
  2. You must go home now.
Jika diterjemahkan hasil keduanya sama, tapi pada contoh 1 (satu) adalah menyuruh orang untuk pulang, mungkin karena adat didaerah tersebut melarang anak gadis pulang lebih dari jam 9 malam. Sedang untuk contoh 2 (dua) menyuruh orang tersebut untuk pulang, mungkin karena orangnya menyebalkan dan hanya mengganggu saja.]
Sekarang coba kita bayangkan jika kita menyuruh / mengharuskan orang untuk memadamkan rokoknya dengan contoh 2 (dua) kalimat berikut ini :
  1. You have to extinguish your cigarette here.
  2. You must extinguish your cigarette here.
jika contoh no. 1 (satu) diungkapkan maka yang terbayang oleh orang yang disuruh adalah masalah adat, etika, norma, hukum, peraturan dan yang semacamnya lah!, jadi bukan suatu keharusan berdasarkan kehendak sipembicara sendiri, jadi orang yang mengungkapkanya aman dari masalah antar pribadi. Beda halnya dengan contoh no.2 (dua) jika diungkapkan mungkin akan ada percekcokan, pertengkaran, bahkan samapai ada pertumpahan darah antara sesama manusia, sebab ungkapan ini bersifat pribadi atau kehendak sipembicara sendiri.
Sedang jika ditujukan untuk diri sendiri, juga masih mengikuti hukum diatas, contoh :
  1. I must call my girlfriend tomorrow. (my wish)
  2. I have to go to school. (school rule)
Have to

Kombinasi yang mungkin bisa dibentuk dari "have to" adalah sesuai dengan pokok (subjek) dan waktu (tenses).

Subjek

Infinitive

Preterite

past participle

Present Participle

I

have

had

had

having

we

have

had

had

having

you

have

had

had

having

they

have

had

had

having

he

has

had

had

having

she

has

had

had

having

it

has

had

had

Having



Perlu anda ketahui bahwa :
  1. have to yang berarti "harus" disini adalah kata kerja utama (main verb) bukan kata kerja bantu (auxiliary verb) untuk membentuk perfect tense, bentuk sintaks dari have to itu sendiri adalah : "Subjek + have + infinitive (with to)". Jadi pada "have to", "to" disini sebagai clue bahwa kata kerja yang datang sedudah have adalah kata kerja yang masih memakai to.
  2. Bentuk "have to" bisa digunakan untuk semua bentuk tenses (past, present, future).


Misal kita ingin menggunakan have to dalam tense :

Simple present Tense :

I have to learn today.

She has to learn today.

Simple Past Tense :

I had to learn yesterday.

She had to learn yesterday.

Present continuous Tense :

I am having to learn.

She is having to learn.

Present perfect tense :

I have had to learn in englishgrammar-id.blogspot.com.

She has had to learn in englishgrammar-id.blogspot.com.

Must

Beda halnya dengan must, must disini hanya berfungsi sebagai kata kerja bantu modal (modal auxiliary verb, bukan modal usaha lho he..he..he..).

Bentuk sintaks dari “Must” itu sendiri adalah :

Subjek + must + infinitive (tanpa to)

Berikut ini contoh kalimat yang salah dan benar :

You must to go home now. (salah)

You must go home now. (benar)

Kita ketahui kata kerja bantu modal (modal auxiliary verb) “Must” seperti halnya kata kerja bantu modal yang lain (can, may, must, shall, will), adalah :

1. Kata kerja yang tidak mempunyai bentuk infinitive with to, jadi “to can, to may, to must, to shall, to will” itu tidak ada. Sedangkan untuk yang lain pasti ada awalan “to” contoh : “to go, to come, to sing, etc” (Coba saja anda lihat di buku perihal daftar irregular verb).

2. Penggunaan modal auxiliary verb (can, may, must, shall, will) pada simple present tense untuk subjek orang ketiga tunggal (he, she, it) kata kerja utama tidak ditambah (s/es).

Pemakaian maksud “harus” dengan memakai must hanya bisa digunakan untuk bentuk waktu sekarang (present) dan akan datang (future). Jadi tidak bisa digunakan untuk lampau (past). Alasanya kenapa ya!, wah penulis sendiri belum bisa bernalar sampai kesitu mungkin sebaiknya kita tanyakan pada rumput yang bergoyang, angin yang berhembus dan awan yang berarak dilangit. He..he..he..(kabuuuurrr....).

Rabu, 20 Mei 2009

Pronoun

Pronoun atau kata ganti noun dalam tata bahasa inggris / english grammar memegang peranan yang sangat penting. Bisa kita bayangkan jika bahasa manusia tidak memiliki kata ganti mungkin akan timbul kejanggalan – kejanggalan. Misalkan ada seseorang bernama Donni Risdiandini, orangnya gendut dan sedang kelaparan, setahu saya hobbynya chatting :) hue..he..he, kemudian dia mengungkapkan perasaanya dengan berkata : “Donni Risdiandini hungry Donni Risdiandini want to eat.” Mungkin anda bingung siapa yang lapar dan ingin makan apakan si pembicara sendiri atau ada seseorang yang bernama sama dengan Donni Risdiandini, temannya mungkin. Tapi jika kalimat itu diganti dengan “I am hungry I want to eat” sudah pasti kita tahu maksud kalimat itu.

Karena didunia ini dimungkinkan adanya nama yang sama pemberian dari orang tua kita masing – masing, maka kata ganti “I = saya” adalah kata ganti untuk menggantikan nama diri sipembicara begitu juga dengan lawan bicaranya bisa menggunakan kata ganti I. Singkatnya bahwa semua bentuk Noun yang begitu beragam jenisnya bisa kita ganti dengan Pronoun.

Berikut ini daftar Personal Pronoun / kata ganti diri :

Jns Kel

PRONOUN

Possessive

Subjek

Objek

Possessive

Reflexive

Adjective

L/P

I

me

mine

myself

my

L/P

we

us

ours

Ourselves

our

L/P

you

you

yours

yourself

your

L/P/N

they

them

theirs

themselves

their

L

he

him

his

himself

his

P

she

her

hers

herself

her

N

it

it

its

itself

its

Dalam menghafal Reflexive pronoun coba anda bandingkan bentuk Reflexive Pronoun dengan objective pronoun beserta possesive Adjective. Penulis tambahkan possesive adjective sebagai pembanding dalam menghafal Reflexive Pronoun yang perlu anda ingat bahwa untuk I,We, You awalan ketiganya diambil dari possessive adjective sehingga menjadi myself, ourselves, yourself. Sedangkan sisanya diambil dari awalan Obejctive Pronoun sehingga menjadi themselves, himself, herself, itself.

Pada tabel diatas bisa kita lihat ada keterangan Jns Kel alias jenis kelamin atau dalam bahasa inggris disebut dengan istilah Gender. L = laki – laki, P = perempuan, N = Neuter (untuk yang tidak mempunyai jenis kelamin, contoh : meja).

Bisa kita pahami bentuk singular(tunggal) dan plural(jamak) dari kata ganti diatas. Singular (tunggal) yaitu untuk I, You, He, She, It. Sedangkan untuk plural (jamak) yaitu untuk We, You, They. Lho, berarti you bisa singular dan sekaligus plural dong. Ya ada pengecualian untuk Reflexive pronoun You = kamu / kalian, bisa mempunyai dua bentuk, jika singular / tunggal (you = kamu) maka bentuknya seperti pada tabel diatas (yourself). Jika dimaksudkan untuk bentuk jamak (you = kalian), maka berubah bentuk menjadi yourselves. Untuk Pronoun yang lainnya sama seperti yang ada pada tabel diatas.

Hukum kedua yang terdapat pada kata ganti / pronoun adalah bahwa meskipun kata ganti adalah kata untuk menggantikan noun tetapi lawan bicara kita harus sudah tahu sesuatu / seseorang yang dimaksud. Misalkan kita sedang duduk tiba – tiba ada orang yang tidak kita kenal berkata “he goes to school”, dari situ kita bingung siapa “he” yang dimaksud oleh sipembicara karena kita tidak tahu duduk perkaranya dari awal, mungkin sipembicara salah orang karena baju yang kita pakai mirip dengan temannya mungkin.

Hukum yang ketiga bahwa meskipun pronoun adalah kata untuk menggantikan sesuatu / seseorang tapi masih mempunyai arti sesuatu / seseorang yang digantikan. Misal ada percakapan :

Tina : “ is this my book”

Tono : “ it’s not yours it’s mine”

Yours dan mine adalah kata ganti (pronoun) dari book jadi pengertian book itu sendiri tidak hilang. Tapi jika ada seseorang yang tidak kita kenal yang masuk dengan tiba – tiba kemudian berkata “ it’s not yours it’s mine”. Mungkin kita bingung apakah “yours” dan “mine” itu sendiri.

Pembahasan kata ganti (pronoun) tidak berhenti sampai disini. Disamping kata ganti diri (personal pronoun) diatas, masih ada 3 (tiga) kata ganti, yaitu :

  • Relative Pronoun
  • Interrogative Pronoun
  • Demonstrative Pronoun

/*Tiga poin diatas bisa diklik jika tulisan sudah dimuat*/

Tolong ingetin untuk menulis ketiga pronoun diatas, suka lupa euy maklum IQ rada miring dikit. Baru kusadari pekerjaan yang paling susah didunia ini adalah menulis, ada sih di otak tapi kadang susah diungkapin atau tidak tahu harus mulai dari mana.

Tidur dulu ah capek. Huaaahhh!!

Conjunction

Conjunction atau kata sambung sudah barang tentu ada pada setiap bahasa manusia (sok tahu loe), termasuk bahasa inggris. Lalu apa pentingnya kita mempelajari kembali pengertian dari kata sambung. Bukankah kita tinggal menghafal saja berapa jumlah kata sambung / Conjunction kemudian menerapkanya dalam kalimat. Ya mungkin itu bisa. Tapi jika kita mempelajari bahasa asing ada perbedaan dalam hal tata bahasa. Perbedaan biasanya terletak pada posisi kata / tata letak kata (word order) dalam suatu kalimat.

Mari kita coba mendefinisikan apa itu kata sambung, misal kita tahu bahwa “dan,tetapi,sehingga” itu kata sambung. Contoh dalam kalimat :

  1. Susilo goes to school and one minute later he return again to take his wallet.
  2. Yanti invite Tono to look on concert but Tono refuse that invitation.
  3. Her mother have died so that she weep.

Dari situ bisa kita definisikan bahwa : “Kata sambung adalah kata yang digunakan untuk menyambung satu kesatuan maksud sehingga menjadi satu kalimat saja”.

“Maksud” disini bisa berarti sesuatu yang masih berkaitan, sesuatu yang berlawanan, menunjukan hubungan sebab akibat, alasan, hasil, dst. Sesuatu yang disambung bisa berupa kata, klausa, atau kalimat.

Lebih jauh lagi dalam bahasa inggris Conjunction digolongkan menjadi dua yaitu Coordinating Conjunction dan Subordinating Conjunction. Wah repot amat ya bukanya tinggal menghafal saja berapa jumlah kata sambung / Conjunction kemudian menerapkanya dalam kalimat. Ya sudah daripada pas ujian nanti nilai kita dapat nol mending kita turutin saja apa maunya para ahli bahasa.

Coordinating Conjunction

Sebelum kepala kita mengepulkan asap karena stress dalam belajar, mari kita pelajari bagian yang mudah dulu yaitu Coordinating Conjunction. Biar gampang kita lihat dari sisi terjemahan istilah kata yaitu Coordinate yang kalau diterjemahkan berarti sederajat, maksud loe!?~^>*#.

Ada dua hukum yang perlu kita ingat (wah! saya bukan mahasiswa hukum, mas:) )

  1. Yang pertama bahwa kata atau kalimat yang disambung adalah sederajat dalam hal grammatika.
  2. Yang kedua tata letak dari Coordinating Conjunction selalu diletakan diantara dua kata atau klausa yang disambung.

Bagaimana? pusing, tidak mengerti, ya sudah lupakan dua hukum diatas, karena kita punya grammatika tersembunyi dialam bawah sadar kita (sok tahu loe). Yang perlu anda ingat dan ingat hanyalah 7 buah kata berikut ini :

for so but nor or and yet

biar tidak mudah lupa, kita bikin 7 buah kata diatas menjadi sesuatu yang mudah diingat misal anda ingat jumlah hari ada tujuh kemudian kata – katanya dirubah menjadi for so butku nor ori and yeti (dibaca : for sobatku norori and yeti), nyambung gak yah!, ya sudah terserah anda gimana enaknya cara menghafal 7 kata diatas, pokoke mah biar tidak mudah lupa lah.

Jika sudah hafal coba anda terapkan dalam kalimat, misal :

I wish to buy clothes but I have no money.

Coba anda pisahkan kalimat diantara kata “but” diatas sehingga menjadi :

I wish to buy clothes.

I have no money.

Meskipun kalimat tersebut diatas dipisahkan tapi masih mempunyai maksud yang utuh dan bisa dimengerti (berdiri sendiri), hip hip horee... tanpa sadar kita telah menemukan hukum pertama yang berbunyi “kata atau kalimat yang disambung adalah sederajat dalam hal grammatika.”

Bagaimana dengan hukum yang kedua, coba saja anda buktikan dengan matematika kombinasi, misal :

But I wish to buy clothes I have no money.

But I have no money I wish to buy clothes.

I wish to buy clothes I have no money But.

I have no money I wish to buy clothes But.

Sekali lagi hukum kedua yang berbunyi “tata letak dari Coordinating Conjunction selalu diletakan diantara dua kata atau klausa yang disambung“, terbuktikan?. Jika anda masih belum mengerti wajar karena penulispun merasa seperti ada yang salah dengan metode penyampaianya hue..he..he..1000x. Mungkin anda akan lebih memahami hukum pertama dan kedua setelah mempelajari Subordinating Conjunction.

Subordinating Conjunction

Sepengetahuan penulis selain 7 buah kata diatas sisanya adalah Subordinating Conjunction, itu berarti bahwa sebagian besar Conjunction adalah Subordinating Conjunction. Apa itu Subordinating Conjunction?, apa bedanya dengan Coordinating Conjunction?. Coba kita lihat dari sisi terjemahan istilah Subordinate itu sendiri, kalau gak salah Subordinate berarti Hampir sederajat ( bener gak yah ? ). Coba bandingkan dengan coordinate = sederajat.

Untuk memahaminya coba kita lihat hukum yang terdapat didalam Subordinating Conjunction (weh!, udah dibilangin saya bukan mahasiswa hukum, mas *_^ ) :

  1. Subordinating Conjunction digunakan untuk merangkai / menyambung / menempelkan klausa yang ditangguhkan pada klausa / kalimat utama.
  2. Tata letak dari kata sambung jenis Subordinating Conjunction selalu diletakkan sebelum klausa yang ditangguhkan.

Sebelum penulis menuliskan daftar kata sambung lengkap versi penulis sendiri (menghimpunnya saja capek loh), saya kasih contoh kata sambung jenis Subordinating yaitu if, because, before. Gimana? sudah tahu terjemahanya, klo sudah mari kita terapkan dalam kalimat :

You can visit this blog if you like.

I don’t go to scholl because I’m ill.

We’ve already made a decision before we speak.

Klausa yang ditangguhkan pada contoh adalah “you like, I’m ill, we speak”. Ditangguhkan disini maksudnya apa ya? Ditangguhkan maksudnya klausa atau kalimat ini hanya bisa dimengerti jika ada atau disambung dengan klausa atau kalimat utama, intinya sih sebagai pelengkap dari kalimat utama.

Coba anda pisahkan klausa yang ditangguhkan sehingga menjadi :

You like.

I’m ill.

We speak.

Jika diungkapkan ketiganya menimbulkan pertanyaan atau membuat kita menunggu pembicara untuk menjelaskanya lebih lanjut (kita dibuat melongo kayak orang bego).

Sedangkan untuk hukum yang kedua bahwa “Tata letak dari kata sambung jenis Subordinating Conjunction selalu diletakkan sebelum klausa yang ditangguhkan “. Jadi, meskipun klausa yang ditangguhkan diletakan sebagai pembuka kalimat tetap saja Subordinating Conjunction diletakan didepan / sebelum klausa yang ditangguhkan, contoh diatas bisa kita ubah menjadi :

if you like You can visit this blog.

because I’m ill I don’t go to scholl.

before we speak We’ve already made a decision.

Dari dua jenis Conjunction bisa kita tarik perbedaanya :

  1. Coordinating conjunction setara dalam hal gramatika, jadi jika keduanya dipisahkan masih bisa dimengerti maksudnya. sedangkan Subordinating Conjunction umumnya tidak bisa.
  2. Dalam hal tata letak, Coordinating Conjunction selalu diletakan diantara kata, klausa atau kalimat yang hendak disambung. Sedangkan pada Subordinating Conjunction kata sambung jenis Subordinating Conjunction selalu diletakan sebelum / didepan klausa yang ditangguhkan.

Menurut pengalaman penulis sendiri hukum perbedaan nomer satu tidaklah mutlak (terus kenapa masih ditulis). Sedangkan untuk hukum nomer dua memang begitulah adanya sejak zaman dahulu kala he..he..he.. .

Sudah! daripada pusing – pusing gak karuan mendingan gini aja. Jika ada dua klausa atau lebih kemudian kita hendak merangkainya menjadi satu kalimat pikirkan saja arahnya. Kebanyakan kata sambung jenis Subordinate conjunction biasanya menunjukan hubungan dua arah antara sebab - akibat, alasan, persyaratan & hasil, dst. Jadi kita lihat dulu terjemahan dari kata sambung jenis Subordinate conjunction atau kita lihat dulu klausa yang hendak dirangkai kemudian tentukan kata sambung jenis Subordinate conjunction. Gitu aja kok repot. Udah deh belajar bahasa inggris mah gak usah dibikin teroris eh salah teoritis. Hue..he..he..1000x.

//interactive please

Oh ya, ngomong – ngomong udah pada tahu arti klausa? Jika belum tanyakan dengan mengisi pada form komentar. Untuk yang udah pada tahu, ya! dimohon juga untuk menjelaskanya dengan mengisi pada form komentar (hitung – hitung memperingan tugas penulis sendiri, he..he..he..).

//end of interactive please

Berikut ini daftar kata sambung yang berhasil dihimpun oleh “gue” (wah pake “gue” segala, sudah jadi anak gaul sekarang) :

New Article Announcement

Untuk yang tidak ingin ketinggalan artikel terbaru dari Blog ini, Enter your email address( or your friends (*_-) :

Delivered by FeedBurner

FeedBurner FeedCount